Pengertian PPIC dan Inventory Control Serta Job Desk PPIC




Pengertian PPIC dan Inventory Control Serta Job Desk PPIC - Hallo sahabat Berita Mantap, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Pengertian PPIC dan Inventory Control Serta Job Desk PPIC, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Management, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Pengertian PPIC dan Inventory Control Serta Job Desk PPIC
link : Pengertian PPIC dan Inventory Control Serta Job Desk PPIC

Baca juga


Pengertian PPIC dan Inventory Control Serta Job Desk PPIC

PPIC adalah bagian dari organisasi yang membuat perencanaan& pengendalian produksi,merancang aliran kerja(workflow) organisasi mulai bahan baku sampai barang jadi, menyusun jadwal Sumber daya dan mengeksekusinya, sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagicustomer, serta meminimumkan biayaproduksi keseluruhan”, Kepanjangan PPIC itu sendiri adalah (Production Planning and Inventory Control) dan Inventory Control adalah Bagian yang Mengendalikan stok dari bahan baku, kemasan, dan bahan jadi agar sesuai dengan perencanaan produksi dan permintaan dari pemasaran dan Mengevaluasi stok dari bahan baku, kemasan dan barang jadi untuk diadakan konfirmasi dengan marketing tentang adanya barang jadi yang harus dijual.

PPIC merupakan bagian dari organisasi perusahaan yang menjembatani 2 department yaitu: marketing & produksi.

PPIC menterjemahkan kebutuhan pengadaan produk jadi untuk marketing kedalam bentuk rencana produksi & ketersediaan bahan baku serta bahan pengemas.

PPIC demikian penting peranannya dalam operasional perusahaan karena berkaitan erat dengan “cash flow/ aliran dana” & kinerja bagian produksi secara umum.


Apa sih fungsi PPIC?
  1. Men-sinergi-kan kepentingan marketing dan manufacturing
  2. Mengintegrasikan/ memadukan pihak-pihak dalam organisasi (marketing, produksi, personalia, dan keuangan) agar dapat bekerja dengan baik.


Syarat apa saja agar kerja PPIC bisa optimal?
  1. Ada rencana Sales dari marketing Department
  2. Ada formula standard dari semua produk
  3. Ada standard kapasitas produksi dan tenaga kerja
  4. Ada standard yield dari semua produk
  5. Ada pedoman waktu (delivery time) untuk pengadaan bahan/material, baik lokal maupun impor.
  6. Ada batasan minimum dan maksimum stock
  7. Ada koordinasi dan komunikasi yang baik dengan elemen terkait antara bagian marketing, inventory, produksi, personalia, quality control dan F&A (Finance & Accounting)


Job Desk PPIC adalah sebagai berikut :
  1. Membuat rencana produksi dengan berpedoman rencana Sales Marketing
  2. Membuat rencana pengadaan bahan berdasarkan rencana dan kondisi stock dengan menghitung kebutuhan material produksi menurut standard stock yang ideal (ada batasan minimal dan maksimal yang harus tersedia)
  3. Memantau semua inventory baik untuk proses produksi, stock yang ada di gudang maupun yang didatangkan sehingga pelaksanaan proses dan pemasukan pasar tetap berjalan lancar dan seimbang
  4. Membuat evaluasi hasil produksi, hasil penjualan maupun kondisi inventory
  5. Mengolah data dan menganalisa mengenai rencana dan realisasi produksi dan sales serta data inventory
  6. Menghitung standard kerja karyawan tiap tahun berdasarkan masukan dari bagian produksi atas pengamatan langsung
  7. Menghitung standard yield berdasarkan realisasi produksi tiap tahun
  8. Aktif berkomunikasi dengan semua pihak yang terkait sehinggga diperoleh data yang akurat dan up to date
  9. Sebagai juru bicara perusahaan dalam bekerja sama dengan perusahaan lain, seperti : toll manufacturing
Pada intinya, PPIC bekerja sesuai dengan kaidah empat sehat lima sempurna. Empat sehatnya adalah PDCA (Planing, Doing, Control, Action). Sedang lima sempurnanya adalah Continous Improvement atau perbaikan terus – menerus. Secara ringkas dapat digambarkan sbb :

Planning

Semua komponen sistem manajemen harus dipersiapkan. Makanya PPIC sering disebut Pemersiap Kerja atau Peteknik Industri. Adapun hal – hal yang biasanya dipersiapkan meliputi 5 unsur pokok, yaitu 5M (Man, Money, Material, Machine, Methode).

Man : personil yang dibutuhkan untuk menempati masing – masing stasiun kerja harus dipersiapkan dan ditetapkan kebutuhannya sesuai dengan Standart kompetensi yang seharusnya.

Money : maksudnya bukan uang, tetapi biaya. Artinya perencanaan biaya, atau lebih fokus pada penentuan Harga Pokok Produk. Pada perusahaan besar, bagian cost accounting sudah termasuk merencanakan harga pokok produk.

Material : Bahan baku, bahan pendukung dll harus direncanakan kebutuhannya dan dikendalikan persediaan / stoknya. Sediaan yang banyak belum tentu efisien. Banyak metode – metode yang bisa dipergunakan dalam menentukan rencana kebutuhan dan tingkat sediaan yang tepat. Salah satunya dengan metode MRP (Material Requirement Planning).

Machine : Pada masing – masing stasiun kerja harus ditetapkan spesifikasi dan jumlah mesin yang diperlukan berikut tata letak / layout yang tepat agar tercapai efisiensi dan tidak ada pemborosan karena handling / transportasi serta tidak terjadi arus balik (proses berulang).

Methode : Menetapkan sasaran / target dan strategi masing – masing stasiun kerja. Pembuatan prosedur kerja dan petunjuk teknis / manual instruction yang dilengkapi dengan peralatan / tooling yang diperlukan. Standart Mutu Produk perlu ditetapkan untuk menjaga kestabilan kualitas.

Dengan 5M tersebut, pada akhirnya PPIC dituntuk untuk bisa membuat jadwal produksi yang sesuai dan waktu pengiriman yang tepat.

Doing

Yaitu proses realisasi dari perencanaan / planning. Dimulai dari pembuatan surat perintah kerja, pendelegasian tugas dan wewenang masing – masing seksi serta mensosialisasikan spek – spek perencanaan lewat media presentasi kepada jajaran produksi. Bagian produksi melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perencanaannya.

Controll

Proses selanjutnya adalah pengendalian pelaksanaan pekerjaan. Bagian PPIC bertanggung jawab terhadap kelancaran proses produksi. Mutu / kualitas hasil kerja tiap stasiun kerja dipantau dan dikendalikan sesuai dengan standart mutu produk yang telah ditetapkan. Pada intinya, proses control adalah memastikan bahwa realisasi produk telah sesuai dengan yang direncanakan. Setiap ketidaksesuaian dicatat sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan berikutnya.

Action

Action adalah melakukan tindakan pencegahan dan atau perbaikan. Semua ketidaksesuaian yang telah tercatat dianalisa untuk ditetapkan tindakan apa yang harus dilakukan. Prinsip skala prioritas harus dipakai dalam menentukan tindakan mana yang harus didahulukan. Metode kerjanya biasanya dengan Brainstorming, Diagram Pareto, Diagram Fishbone dll.

Continual Improvement

Keempat point diatas belum sempurna jika tidak ada perbaikan terus – menerus (berkelanjutan). Pastikan bahwa ketidaksesuaian yang telah diambil langkah perbaikan dan pencegahannya tidak terulang kembali. Kampanyekan setiap ada metode atau cara kerja yang baru kepada setiap pelaku produksi. Usahakan setiap informasi yang penting sedapat mungkin sampai kepada lini yang dimaksud.

Perencanaan produksi dilakukan bersama oleh Departemen Production Planning and Inventory Control (PPIC) dengan Departemen Produksi berdasarkan forecast yang diterima dari divisi marketing. Dengan forecast tersebut, disusunlah rencana pembelian dan PPIC mengeluarkan Order Requisition (OR) yang diserahkan ke Departemen Purchasing (pembelian), purschasing kemudian membuat Purshase Order (PO)/Purschase Request (PR), memilih suppliers yang cocok dan diketahui oleh manajer untuk diserahkan ke Supplier. Supplier kemudian mengirimkan barang yang sesuai dengan permintaan dan diserahkan ke gudang. Setelah barang diterima oleh bagian gudang, bagian gudang kemudian membuat Bukti Penerimaan Barang (BPB). Salah satu salinan Bukti Penerimaan Barang diserahkan ke Departemen Quality Control (QC) atau QA. (courtesy : duniakecilbunga.blog)

PPIC merupakan suatu metode perencanaan produksi dan penanganan material. Setiap perusahaan mempunyai sistem produksi masing-masing. Perusahaan manufaktur mempunyai perencanaan produksi tentang produknya apakah spare part atau produk komplit. PPIC merupakan suatu sistem perencanaan, pengendalian dan alat untuk mengambil keputusan. Apa saja yang termasuk dalam sistem PPIC, beberapa hal yang merupakan komponen sistem PPIC dapat dilihat dalam gambar di bawah ini :

PPC Model
Dari beberapa komponen di atas ada satu komponen yang merupakan komponen yang sangat penting yaitu material planning atau inventory management. Mengapa inventory management sangat begitu penting? Inventory management merupakan sistem penanganan material/bahan bakudalam proses produksi. Sadar atau gak, material merupakan komponen cost yang paling besar porsinya dalam penentuan harga suatu produk, apapun produk yang dijual, material merupakan komponen harga pokok produksi yang paling besar. Apakah perusahaan manufaktur, jasa perawatan pesawat atau industri jasa.

Penanganan Material

Kunci sukses dalam penanganan material adalah meet demand and supply on time. Ya kunci sukses dalam penanganan material atau inventory management adalah bagaimana memenuhi kebutuhan material dengan efektif dan efisien. Efektif, material harus ada sesuai dengan waktu dan kebutuhan. Efisien, Pemenuhan material harus memperhatikan biaya yang dikeluarkan. Bagaimana dapat memenuhi material dengan efektif dan efisien? Mudah, anda harus paham karakteristik kebutuhan anda, pola demand di sistem produksi harus dapat ditangkap dengan tepat.  Beberapa pertimbangan dalam penanganan material adalah :
1. Pola Kebutuhan Material (Kuantitas kebutuhan material, lead time baik lead time produksi dan pemenuhan material, ) 2. Material pricing (Discount no discount), 3. Pemilihan supplier, 4. Budget, 5. Gudang, 6. dll

Untuk memahami pola pemenuhan material berikut referensi dari buku Stefanus Eko Wiratno sebagai berikut :
Pola Penanganan Material Dikelompokan menjadi 3 yaitu :

1. DETERMINISTIK
Adapun karakteristik penanganan material dengan sistem ini adalah :

-Demand diketahui secara pasti
-Demand tidak memiliki variasi (S=0)
-Dibagi menjadi: 1.Deterministik statik dan 2.Deterministik dinamik

2. PROBABILISTIK
Adapun karakteristik penanganan material dengan sistem ini adalah :

-Fenomena demand tidak diketahui secara pasti
-Ekspektasi, variansi, dan pola distribusi kemungkinannya dapat diprediksi (S¹0)
-Persoalan utama menentukan berapa Safety Stock
-Metode pengendalian inventori: 1.Fixed Order Quantity dan 2.Fixed Order Interval

3. UNCERTAINTY
Adapun karakteristik penanganan material dengan sistem ini adalah :

-Ketiga parameter populasinya tidak diketahui secara lengkap
-Dibagi menjadi

1.Inventori Tak Tentu Beresiko Terkendali (probabilitas demand diketahui)
2.Inventori Tak Tentu Beresiko Tak Terkendali (probabilitas permintaan tidak diketahui sama sekali)

Kenali tipe sistem produksi anda, kenali tipe pemenuhannya itulah kunci sukses awal dalam pemenuhan material.
Tambahan terkadang dalam pekerjaan di bidang PPIC suka banyak istilah yang aneh yang belum kita ketahui tapi ini hal mendasar yang perlu anda pahan ketika berminat ingin bekerja dalam bidang PPIC untuk istilahnya sebagai berikut 

Dasar istilah dalam ruang lingkup pekerjaan di bagian PPIC :

1. Mengetahui Kapasitas Produksi.
2. Mengetahui Forecast Penjualan.
3. Mengetahui Customer Order.
4. Mengetahui Formula Produk.
5. Mengetahui Proses Produksi.
6. Mengetahui Kualitas Produk.
7. Mengetahui Kapasitas Gudang.
8. Mengetahui Leadtime Pembelian.
9. Mengetahui Quantity Minimum Order.
10. Mengetahui Bahan Baku Alternatif. 
11. Mengetahui Kapasitas Ekspedisi.
12. Mengetahui Leadtime Pengiriman.
13. Mengetahui Safty Stock Raw Material & Finish Good.

1. Kapasitas Produksi.
Kapasitas Produksi adalah berapa besar di dalam sebuah mesin produksi di dalam membuat suatu produk selama satu hari kerja. Dengan Kapasitas produksi ini maka Departemen PPIC dapat mengetahui berapa lama proses produksi untuk suatu finish goods dalam jumlah tertentu. Kapasitas produksi di dapatkan dari Departemen Produksi. 

2. Forecast Penjualan.
Forecast Penjualan adalah perkiraan penjualan yang akan datang baik untuk satu bulan atau tiga bulan kedepan. Dengan Forecast ini maka Departemen PPIC dapat memenuhi permintaan customer dan membuat safty stock finish goods. Forecast Penjualan ini di dapatkan dari Departemen Marketing.

3. Customer Order.
Customer Order adalah Permintaan Pelanggan terhadap produk finish goods yang ditawarkan oleh Marketing baik itu produk regular maupun produk pesanan khusus. Dari Customer Order yang masuk ini maka PPIC dapat menjadwalkan rencana produksi sampai produk itu terkirim sesuai dengan leadtime yang sudah di tentukan.

4. Formula Produk
Formula produk dikeluarkan berdasarkan hasil uji coba dari Dept. R&D terhadap suatu produk sampai produk itu dapat dijual ke Customer. Dalam formula itu terdapat rincian bahan baku yang akan digunkan untuk suatu produk dengan uraian persentase, makan berdasarkan formula itu maka PPIC dapat memperhitungkan berapa banyak bahan yang dibutuhkan untuk permintaan Customer.

5. Proses Produksi
Proses produksi didalam produksi suatu produk berbeda-beda perlakuanya oleh karena itu maka PPIC harus dapat mengetahui setiap produk di dalam proses produksinya sehingga bisa memperkirakan berapa lama suatu produk itu dapat dibuat sampai selesai dan sesuai dengan kapasitasnya juga. Proses produksi ini dapat diketahui dengan memahami produk tersebut pada saat produksi apa saja kendala yang dapat terjadi untuk suatu produk tersebut.

6. Kualitas Produk
Kualitas produk dapat dinyatakan banwa produk itu berkualitas sesuai dengan standart yang sudah ditentukan berdasarkan Dept. QC. Mengapa kualitas ini menjadi penting menurut saya bagi PPIC, karena didalam suatu produksi suatu produk ada beberapa tahapan tes QC untuk menyatakan produk tersebut LOLOS QC atau TIDAK LOLOS QC. Dengan mengetahui masalah kualitas produk maka PPIC dapat mengkomunikasikannya dengan Marketing mengenai kualitas yang diinginkan karena tidak semua customer sesuai dengan standar yang kita keluarkan dalam artian bahwa kualitas produk itu masih dapat dibicarakan dengan Customer dan yang dapat membicarakan masalah kualitas produk yang kita dapatkan pada saat produksi adalah Marketing sendiri yang memegang peranan penting ini.

7. Kapasitas Gudang
Kapasitas Gudang ditentukan berdasakan dari Dept. Gudang yang mana data ini dapat diukur sesuai dengan barang yang ingin kita buat stocknya. Dengan ini Gudang dapat memperkirakan berapa besar barang tersebut dapat disimpan di gudang. Maka dengan adanya ini PPIC harus dapat mengatur masuknya barang agar tidak ada nya penumpukan barang di dalam gudang yang dapat menghabiskan kapasitas gudang. Sehingga dengan memperhatikan hal seperti ini teciptalah efisiensi dan efektifitas dari gudang.

8. Leadtime Pembelian
Leadtime pembelian didapat dari Dept. Purchasing yang mana Dept. Purchasing mendapatkanya sesuai dengan negosiasi dengan para supplier dan perhitungan dokumen yang harus diproses secara internal departemennya. Maka dengan adanya Leadtime Pembelian ini PPIC dapat memperhitungan pembelian bahan baku agar dapat lebih efektis dan efesien selain itu akan didapatkan saefty stock barang yang diinginkan. 

9. Quantity Minimum Order
Begitu juga Quantity Minimum Order didapatkan dari Dept. Purchasing yang mana Dept. Purchasing mendapatkannya sesuai dengan negosiasi dengan para supplier didapatkan berbarengan pada saat permintaan leadtime pembelian. Dengan itu maka Dept. PPIC dapat mengorder sesuai dengan Quantity Minimum Order yang sudah ditentukan kecuali ada hal-hal khusus yang mengharuskan memesan barang diluar Quantity Minimum Order maka Dept. PPIC meminta kepada Dept. Purchasing utnuk menegosiasikan dengan supplier. 

10. Bahan Baku Alternatif
Bahan Baku Alternatif berdasarkan informasi dari Dept. R&D, yang mana bahan ini bagi industri sangatkan dibutuhkan karena jikalau tidak ada bahan alternatif bagi suatu produk dan pada saat produksi bahan baku utama tidak tersedia oleh supplier maka produksi akan menggunkan bahan alternative tersebut. Mengapa informasi bahan baku alternative ini sangat dibutuhkanbagi Dept. PPIC ??.. karena Dept. PPIC yang mengkontrol inventory part dan planning produksi sehingga Dept. PPIC dapat memperhitungkan kapan harus menggunkan bahan alternative tersebut, selain itu juga dengan adanya bahan alternative ini maka dapat menurunkan biaya pembelian bahan karena Dept. Purchasing akan membeli barang yang harganya paling murah dari antara bahan baku alternatif tesebut.

11. Kapasitas Ekspedisi
Kapasitas Ekspedisi ini didapatkan dari Dept. Ekspedisi yang mana infomasi ini digunakan untuk memperhitungan pengirman barang yang harus dapat dikirim sesuai dengan customer order yang diterima dengan memperhitungkan leadtime pengiriman dan permintaan pengiriman barang diluar leadtime yang sudah ditentukan secara internal. Dengan adanya ini maka Dept. PPIC dapt menentukan pengiriman barang yang harus dikirim karena menyangkut dengan customer order yang sudah diterima oleh Dept. PPIC.

12. Leadtime Pengiriman
Leadtime Pengiriman ini dapatkan dari keputusan yang telah digodok oleh Plan Manager dengan Departemen-departemen terkait yang berhubungan dengan customer order. Dengan adanya leadtime pengiriman ini maka dapat memastikan kepada customer kapan barang yang dipesan dapat sampai ditempat para customer, selain itu juga maka Dept. PPIC dapat memperhitungkan kapan seharusnya pesanan customer tersebut harus diproduksikan.

13. Safty Stock Raw Material dan Finish Goods

Safty stock Raw Material dan Finish Goods ini sangatlah diperlukan bagi sebuah perusahan karena dengan adanya ini maka kebutuhan akan Raw Material untuk kebutuhan produksi akan selalu tejaga dan tidak akan mengalami kekurangan disaat produksi akan berjalan dan kebutuhan Customer akan Finish Goods pun akan terjaga dengan aman dan pada saat Customer mengeluarkan permintaan akan Finish Goods maka akan tersedia selalu.

Production Schedule merupakan jantung dari pada suatu perusahaan agar perusahaan dapat berjalan / produksi sesuai dengan kapasitas mesin, kapasitas sumber daya manusia, permintaan customer dan ketersediaan bahan bakunya sehingga hasil produksi menjadi efesien dan efektifitas.

Maka dari bagian PPIC ini bagaimana memperhitungkan segala sesuatunya agar dapat menyusun jadwal produksi sesuai dengan kemampuan perusahaan dan mendapatkan target yang di inginkan.


Beberapa hal yang perlu diketahui untuk menyusun jadwal produksi ( production schedule ) :

1. Orderan yang di terima / Forecast yang dikeluarkan oleh bagian Marketing atau Managemen.
2. Permintaan kirim sesuai dengan keinginan customer atau sesuai dengan leadtime pengiriman yang sudah ditentukan oleh perusahaan.
3. Kapasitas produksi berapa kemampuan dari mesin yang dimiliki untuk suatu produk.
4. Formulasi Produk untuk mengetahui berapa dan jenis bahan apa saja yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan customer / forecast yang sudah dikeluarkan oleh Marketing atau Managemen.
5. Perhitungan kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan ( MRP – Material Reques Planning )

6. Perkiraan BS yang akan terjadi pada produk yang akan diproduksi sehingga perhitungan akan kebutuhan bahan baku dan permintaan pengiriman akan dapat detentukan.

Itulah di atas artikel tentang "Pengertian PPIC dan Inventory Control Serta Job Desk PPIC" yang saya kumpulkan dari berbagai sumber dan saya gunakan untuk catatan pribadi melalui blog ini semoga bisa membantu anda sekalian. Salam Jeems


Demikianlah Artikel Pengertian PPIC dan Inventory Control Serta Job Desk PPIC

Sekianlah artikel Pengertian PPIC dan Inventory Control Serta Job Desk PPIC kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Pengertian PPIC dan Inventory Control Serta Job Desk PPIC dengan alamat link https://tribun-mantapsss.blogspot.com/2016/11/pengertian-ppic-dan-inventory-control.html

Baca Berita Tentang Tutorial, Blogging, SEO, dll. hanya di MELONNT VULN

0 Response to "Pengertian PPIC dan Inventory Control Serta Job Desk PPIC"

Posting Komentar